Sabtu, 16 November 2013

Studi Kasus

Seks Bebas Remaja SMA

                  Gejala umum yang biasa terjadi pada remaja SMA  ini dalam pergaulan bebas yang sekarang marak dilakukan dengan pacarnya adalah seks bebas yang disebabkan beberapa factor diantaranya :
1.      Karena seorang anak yang kurang kasih sayang dari orang sekitarnya dan juga karena lingkungan dimana dia bergaul
2.      Pengaruh dari orang-orang sekitarnya
3.      Rasa ingin tahu yang besar dan kesalahan dalam memilih teman di indikasi sebagai penyebab utama dalam hal ini

                  Hal-hal tersebut menimbulkan gejala kepada orang yang melakukan seks bebas tersebut sebagai contohnya adalah seperti berikut ini :

1.      Seorang Pelaku tersebut menjadi sangat liar dan lupa pada dirinya sendiri
2.      Seorang Pelaku sex bebas akan menimbulkan rasa kecanduan pada dirinya sendiri karena terdapat efek kecanduan
3.      Seorang pelaku sex cenderung akan melawan atau menentang sesuatu yang tidak dia inginkan
4.      Seorang Pelaku Sex Remaja cenderung menghabiskan waktu dengan orang yang setuju dengan perilakunya

                  Hal pertama melakukan observasi ini adalah dengan membuat suatu rumusan catatan tentang efek dan dampak yang ditimbulkan dari penyimpangan perilaku Remaja SMA yang sekarang sudah menjadi kebiasaan umum bagi remaja yang sedang berpacaran. Memanglah tidak semua Remaja SMA melakukan itu. Dalam sebuah penelitian, menyebutkan berpacaran sebagai proses perkembangan kepribadian seorang remaja karena ketertarikan antar lawan jenis. Namun, dalam perkembangan budaya justru cenderung permisif terhadap gaya pacaran remaja. Akibatnya, para remaja cenderung melakukan hubungan seks pranikah.
                  Berdasarkan penelitiannya, perilaku remaja laki-laki dan perempuan hingga cium bibir masih sama. Akan tetapi, perilaku laki-laki menjadi lebih agresif dibandingkan remaja perempuan mulai dari tingkatan meraba dada. Seks pranikah yang dilakukan remaja laki-laki pun dua kali lebih banyak dibandingkan remaja perempuan.
                  Terdapat beberapa hal-hal yang dapat dilakukan kita lakukan untuk menanggulangi masalah ini antara lain :
1.      Dengan mengadakan penyuluhan ke lembaga-lembaga sekolah dan masyarakat tentang bahaya seks bebas serta akibat yang sangat membahayakan, tujuan dari penyuluhan ini agar mengurangi seks bebas dikalangan remaja SMA karena seks bebas kebanyakn lakukan oleh kalangan remaja atau Usia produktif yang rasa ingin tahunya sangatlah besar.
2.      Melakukan bimbingan secara manual terhadap Guru juga Orang Tua remaja sehingga orang tua dan  guru sebagai orang-orang yang dekat dengan mereka dapat juga membantu mengawasi dan memberi pengarahan terhadap putra-putri mereka.
3.      Memberi ilmu agama yang cukup dengan cara mengikutkan mereka dalam suatu acara islamiyah yang memungkinkan mereka dapat mempertebal iman mereka sehingga rasa untuk menjaga dirinya akan timbul dari mereka sendiri.
4.      Memberikan Pendidikan Seks Bagi Remaja. Pendidikan seks berusaha menempatkan seks pada perspektif yang tepat dan mengubah anggapan negatif tentang seks. Dengan pendidikan seks kita dapat memberitahu remaja bahwa seks adalah sesuatu yang alamiah dan wajar terjadi pada semua orang, selain itu remaja juga dapat diberitahu mengenai berbagai perilaku seksual berisiko sehingga mereka dapat menghindarinya.
 

Pelapisan Sosial dan Kesamaan Derajat



1.      Pelapisan Sosial
·         Pengertian
Masyarakat terbentuk dari individu-individu. Individu-individu yang terdiri dari berbagai latar belakang tentu akan membentuk suatu masyarakat heterogen yang terdiri dari kelompok-kelompok sosial. Dengan adanya atau terjadinya kelompok sosial ini maka terbentuklah suatu pelapisan masyarakat atau terbentuklah masyarakat yang berstrata.
Masyarakat merupakan suatu kesatuan yang didasarkan ikatan-ikatan yang sudah teratur dan boleh dikatakan stabil. Masyarakat tidak dapat dibayangkan tanpa individu, seperti juga individu tidak dapat dibayangkan tanpa adanya masyarakat.
Betapa individu dan masyarakat adalah komplementerdapatkita lihat dari kenyataan, bahwa :

1.      manusia dipengaruhi oleh masyarakat demi pembentukan pribadinya
2.      individu mempengaruhi masyarakat dan bahkan bisa menyebabkan (berdasarkan pengaruhnya) perubahan besar masyarakatnya.

Istilah stratifikasi atau stratification berasal dari kata STRATA atau STRATUM yang berarti LAPISAN. Karena itu Social Stratification sering diterjemahkan dengan Pelapisan Masyarakat.
Pitirim A. Sorokin memberikan definisi pelapisan masyarakat sebagai berikut; Pelapisan masyarakat adalah perbedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas - kelas yang tersusun secara bertingkat (hierarchis)
Menurut Theodorson dkk di dalam Dictionary of Sociology, pelapisan masyarakat berarti jenjang status dan peranan yang relatif permanen yang terdapat di dalam sistem sosial (dari kelompok kecil sampai ke masyarakat) di dalam hal pembedaan hak, pengaruh dan kekuasaan.
·         Pelapisan Sosial Ciri Tetap Kelompok Sosial
Di dalam organisasi masyarakat primitif pun dimana belum mengenai tulisan, pelapisan masyarakat itu sudah ada. Hal ini terwujud berbagai bentuk sebagai berikut:
1.      Adanya kelompok berdasarkan jenis kelamin dan umur dengan pembedaan - pembedaan hak dan kewajiban
2.      Adanya kelompok pemimpin suku yang berpengaruh dan memiliki hak - hak istimewa
3.      Adanya pemimpin yang saling berpengaruh
4.      Adanya orang - orang yang dikecilkan di luar kasta dan orang yang di luar perlindungan hukum (cutlaw men)
5.      Adanya pembagian kerja di dalam suku itu sendiri
6.      Adanya pembedaan standar ekonomi dan di dalam ketidaksamaan ekonomi itu secara umum
·         Pelapisan Sosial dapat terjadi dengan cara : 

1.      Terjadi Dengan Sendirinya.

Proses ini berjalan sesuai dengan pertumbuhan masyarakat itu sendiri. Adapaun orang-orang yang menduduki lapisan tertentu dibentuk bukan berdasarkan atas kesengajaan yang disusun sebelumnya oleh masyarakat itu, tetapi berjalan secara alamiah dengan sendirinya. Oleh karena sifatnya yang tanpa disengaja inilah maka bentuk lapisan dan dasar dari pada pelapisan itu bervariasi menurut tempat, waktu dan kebudayaan di mana sistem itu berlaku.

2.      Terjadi Dengan Disengaja

Sistem pelapisan yang disusun dengan sengaja ditujukan untuk mengejar tujuan bersama. Sistem pelapisan yang dibentuk dengan sengaja ini dapat kita lihat misalnya di dalam organisasi yang disusun dengan cara ini mengandung dua sistem, ialah :

1.      Sistem fungsional, merupakan pembagian kerja kepada kedudukan yang tingkatnya  berdampingan dan harus bekerja dalam kedudukan yang sederajat.
2.      Sistem skalar, merupakan pembagian kekuasaan menurut tangga atau jenjang dari bawah ke atas (vertikal)

Tetapi, ada pula kelemahan dari sistem tersebut, yaitu :

1.              Sering terjadi kelemahan dalam menyesuaikan perubahan yang terjadi dalam masyarakat.
2.              Membatasi Kemampuan Individual yang mampu, tapi karena kedudukannya yang mengangkat, maka tidak memungkinkan untuk mengambil inisiatif.

·         Perbedaan Sistem Pelapisan Dalam Masyarakat.

a.       Sistem pelapisan masyarakat yang tertutup.

Di dalam system ini pemindahan anggota masyarakat ke lapisan yang lain baik ke atas maupun ke bawah tidak mungkin terjadi, kecuali ada hal-hal yang istimewa. Di dalam system yang demikian itu salah-satu jalan untuk dapat menjadi anggota lapisan dari suatu masyarakat adalah kelahiran. Sistem pelapisan tertutup kita temui misalnya di India yang masyarakatnya mengenal system kasta.

Sistem stratifikasi social yang tertutup biasanya juga kita temui dalam masyarakat feudal atau masyarakat yang berdasarkan realisme. (Seperti pemerintahan di Afrika Selatan yang terkenal masih melakukan politik hapart-heid atau perbedaan warna kulit yang disahkan oleh undang-undang.

b.      Sistem pelapisan masyarakat yang terbuka.

Di dalam system yang demikian ini setiap anggota masyarakat memiliki kesempatan untuk jatuh kelapisan yang ada di bawahnya atau naik ke lapisan yang ada di atasnya. Sistem yang demikian ini dapat kita temukan misalnya di dalam masyarakat Indonesia sekarang ini. Setiap orang diberi kesempatan untuk menduduki segala jabatan apabila ada kesempatan dan kemampuan untuk itu. Tetapi disamping itu orang juga dapat turun dari jabatanya bila dia tidak mampu mempertahankannya.

Dalam hubunganya dengan pembangunan masyarakat, system pelapisan terbuka sangat menguntungkan. Sebab setiap warga masyarakat diberi kesempatan untuk bersaing dengan yang lain. Dengan demikian orang berusaha untuk mengembangkan segala kecakapannya agar meraih kedudukan yang dicita-citakan. Demikian sebaliknya bagi mereka yang tidak bermutu akan semakin di desak oleh mereka yang cakap, sehingga yang bersangkutan bias jadi jatuh ke tangga social yang lebih rendah. 

·         Beberapa Teori Tentang Pelapisan Sosial. 

Ada yang membagi pelapisan masyarakat seperti berikut ini :

1.      Masyarakat terdiri dari kelas atas dan kelas bawah.
2.      Masyarakat terdiri dari tiga kelas, yaitu kelas atas, tengah dan bawah
3.      Ada pula yang sering didengar : Kelas atas, menengah, menengah ke bawah dan kelas bawah.

1.      Aristoteles mengatakan bahwa di dalam tiap-tiap Negara terdapat tiga unsur, yaitu mereka yang kaya sekali, mereka yang melarat sekali dan mereka yang berada di tengah-tengahnya.

2.      Prof. Dr. Selo Sumardjan dan Soelaiman Soemardi SH.MA. menyatakan sebagai berikut : selama di dalm masyarakat ada sesuatu yang dihargai olehnya dan setiap masyarakat mempunyai sesuatu yang dihargainya maka barang itu akan menjadi bibit yang dapat menumbuhkan adanya sitem berlapis-lapis dalam masyarakat.

3.      Vilfredo Pareto, sarjana Italia, menyatakan bahwa ada dua kelas yang senantiasa berbeda setiap waktu yaitu golongan Elite dan golongan non Elite.

4.      Gaotano Mosoa, sarjana Italia, menyatakan di dalam selruh masyarakat yang sangat kurang berkembang, sampai masyarakat yang paling maju dan penuh kekuasaan dua kelas selalu muncul ialah kelas yang pemerintah dan kelas yang diperinah.

5.      Karl Marx ada dua macam di setiap masyarakat yaitu kelas yang memiliki tanah dan alat-alat produksi lainnya dan kelas yang tidak mempunyai dan hanya memiliki tenaga untuk di sumbangkan di dalam proses produksi. 

2.                  Kesamaan Derajat.

Sifat perhubungan antara manusia dan lingkungan masyarakat pada umunya adalah timbal balik, artinya seorang itu sebagai anggota masyarakatnya, mempunyai hak dan kewajiban, baik terhadap masyarakat maupun terhadap pemerintah dan negara. Kesamaan derajat ini terwujud dalam jaminan hak yang dinerikan dalam berbagai sektor kehidupan. Hak inilah yang banyak dikenal dengan Hak Asasi Manusia.

Elite Dan Massa

 1.Elite

Dalam pengertian, elite itu menunjuk sekelompok orang yang dalam masyarakat menempati kedudukan tertinggi. Golongan Elite sebagai minoritas sering ditampakkan dengan beberapa bentuk penampilan antara lain :

a.       Elite menduduki posisi yang penting dan cenderung merupakan poros kehidupan masyarakat secara keseluruhan.
b.      Dalam hal tanggung jawab, mereka memiiki tanggung jawab yang lebih besar jika dibandingkan dengan masyarakat lain.

2.Massa

a.       Istilah massa dipergunakan untuk menunjukkan suatu pengelompokkan kolektif lain yang elementer dan spontan, yang dalam beberapa hal menyerupai crowd.

b.      hal- hal yang penting dalam massa :

o   Keanggotaannya berasal dari semua lapisan masyarakat atau strata sosial
o   Massa merupakan kelompk yang anonim
o   sedikit sekali interaksi atau bertukar pengalaman antara anggota-anggotanya

c.       Peranan individu di dalam Massa penting seklai kenyataan bahwa massa adalah terdiri dari individu yang menyebar luas di berbagai kelompok dan kebudayaan setempat.

Fungsi Elit. 

Didalam masyarakat yang heterogen tentu banyak nilai yang dijadikan anutan karena setiap golongan atau suku bangsa tentu memiliki kebiasaan, kebudayaan maupun ada-istiadat sendiri-sendiri. disini para elite harus dapat meyesuaikan dirinya dalam menguasai masyarakat. dalam hal ni mereka harus memperhatikan beberapa funngsi dalam pengambilan kebijakan untuk memimpin masyarakatnya agar terjadi kerjasama yang baik dalam mencapai tujuan. apa yang harus diperhatikan yaitu antara lain : tujuan yang hendak dicapai, penyesuaian diri, inergrasi, memperhatikan serta memelihara norma yang berlaku dan memperhatikan kepemimpinan.

 Tujuan yang hendak dicapai haruslah terikat dan merupakan tujuan bersama kepandaian dalam menyesuaikan diri terutama diri terutama bagi elite baru yang dapat membantunya secara efektif dalam mengarahkan masyarakat untuk mencapai tujuannya. sehubungan dengan fungsi yang harus dijalankan oleh elite dalam memegang pimpinan ia harus dapat mengatur strategi yang tepat. dalam hal ini kita dapat membedakan elite pemegang strategi secara garis besar sebagai berikutnya :

a)      Elite politik (elite yang berkuasa dalam mencapai tujuan  yang paling berkuasa biasanya disebut Elite segala elite).
b)      Elite ekonomi, militer, diplomatik dan cendikiawan, (mereka yang bekuasa atau mempunyai pengaruh dalam bidang itu).
c)      Elite agama, filsuf, pendidik dan pemuka masyarakat.
d)      Elite yang dapat memberikan kebutuhan psikologis, seperti : artis, penulis, tokoh film, olahragawan dan tokoh hiburan dan sebagainya.

Elite dari segala elite dapatlah menjalankan fungsinya dengan mengajak para elite pemegang strategi di tiap bedangnya untuk berkerja sebaik-baiknya. Kecuali itu dimanapun juga para elite pemegang strategi tersebut memiliki prinsip yang sama dalam menjaankan fungsi pokok maupin fungsinya yang lain, seperti memberikan contoh tingkah laku yang baik kepada masyarakatnya mengkordinir serta menciptakan yang harmons dalam berbagai kegiatan fungsi pertahanan dan keamaman ; meredakan koaflik sosial maupun fisik dan dapat melindungi masyarakatnya terhadap sebagai bahaya dari luar. 
           
Adanya perbedaan-perbedaan dalam masyarakat bagaimanapun juga menjadi tanggung jawab mereka uintuk dapat berkerja sama lain di dalam tiap lembaga kehidupan mayarakat. mungkin didalam suatu masyarakat biasanya tindakan-tindakan elite merupakan cntoh, dan sangat mungkin seorang elite diharapkan dapat melakukan segala fungsi yang multi dimensi walaupun kadang-kadang hal itu sulit dilaksanakan.