Jumat, 15 November 2013

Pemuda dan Sosialisasi



  1. Internalisasi belajar dan spesialisasi

·         Orientasi mendua
Menurut Dr. Male, orientasi mendua adalah yang bertumpu pada harapan orang tua, masyarakat dan bangsa yang sering bertentangan dengan keterikatan serta loyalitas terhadap peer (teman sebaya). Sementara itu Zulkarimen Nasution mengutip pendapat ahli komunikasi J. Kapper dalam bukunya The Effect of Mass Communication mengatakan kondisi bimbang yang di alami para remaja menyebabkan mereka melahap semua isi informasi tanpa seleksi.
Keadaan bimbang akibat orientasi mendua, menurut Dr. Malo juga menyebabkan remaja nekad melakukan tindakan bunuh diri. Untuk mengatasi hal ini Dr. Malo mengemukakan beberapa alternatif. Jalan keluar yang di ambil harus memperhitungkan peranan peer group. Program pendidikan yang melawan arus nilai peer, besar kemungkinannya tidak berhasil. Penggunaan waktu luang remaja juga diperhatikan, untuk menanggulangi masalah tersebut.

·         Peran Media Massa
Menurut Zulkarimen Nasution, dewasa ini tersedia banyak pilihan isi informasi. Ciri-ciri ini menyebabkan kecenderungan remaja melahap begitu saja arus informasi yang serasi dengan selera dan keinginan mereka. Zulkarimen juga mengamati, para tetua yang tadinya berfungsi sebagai penapis informasi atau pemberi rekomendasi terhadap pesan-pesan yang diterima kini tidak berfungsi sebagai sediakala.
Sebagai jalan keluar ahli komunikasi melihat perlunya membekali remaja dengan ketrampilan berinformasi yang mencakup kemampuan menemukan, memilih, menggunakan dan mengevaluasi informasi. Keterampilan ini ada baiknya disisipkan melalui pelajaran yang ada di sekolah dan pada orang tua untuk membimbing dalam mengkonsumsi media massa.

·         Perlu Dikembangkan
Arif Gosita SH yang berbicara mengenai kecenderungan - kecenderungan relasi orang tua dan remaja (KROR) menyatakan KROR positif merupakan faktor pendukung hubungan orang tua dan remaja yang edukatif. Sedangkan yang negatif merupakan faktor yang tidak mendukung karena bersifat destruktif dan konfrontatif.
Sementara itu Suwarniayati Sartomo berpendapat, remaja sebagai individu dan masa pancaroba mempunyai penilaian yang belum mendalam terhadap norma, etika dan agama seperti halnya orang dewasa.
Sedangkan Kakanwil Depdikbud DKI Jakarta Drs. E. Coldenhoff melihat pengembangan sekolah sebagai masyarakat, perlu ditangani secara konfrehensif dan terpadu.

  1. Pemuda dan Identitas
Pemuda adalah suatu generasi yang dipundaknya terbebani bermacam - macam harapan, terutama dari generasi lainnya.
Disamping menghadapi berbagai permasalahan, pemuda memiliki potensi - potensi yang melekat pada dirinya dan sangat penting artinya sebagai sumber daya manusia.
Proses sosialisasi generasi muda adalah suatu proses yang sangat menentukan kemampuan diri pemuda untuk menselaraskan diri di tengah - tengah kehidupan masyarakat.

  1. Pembinaan dan Pengembangan Generasi Muda
Pola dasar pembinaan dan pengembangan generasi muda ditetapkan oleh menteri pendidikan dan kebudayaan dalam keputusan menteri pendidikan dan kebudayaan nomor: 0323/U/1978 tanggal 28 Oktober 1978. Maksud dari pola pembinaan dan pengembangan generasi muda adalah agar semua pihak yang turut serta dan berkepentingan dalam penanganannya benar - benar menggunakan sebagai pedoman sehingga pelaksanaan nya dapat terarah, menyeluruh dan terpadu serta dapat mencapai sasaran dan tujuan yang dimaksud.
Pola dasar pembinaan dan pengembangan generasi muda disusun berlandaskan:
a.       Landasan idiil                               : Pancasila
b.      Landasan konstitusional               : Undang - Undang Dasar 1945
c.       Landasan strategis                                    : Garis - garis besar Haluan Negara
d.      Landasan historis                          : Sumpah Pemuda tahun 1928 dan Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945
e.       Landasan normative                      : Etika, tata nilai dan tradisi lujur yang hidup dalam masyarakat
Dalam hal ini pembinaan dan pengembangan generasi muda menyangkut dua pengertian pokok, yaitu:
1.                          Generasi muda sebagai subyek adalah mereka yang telah memiliki bekal – bekal
dan kemampuan serta landasan untuk dapat mandiri dalam keterlibatannya secara fungsional bersama potensi lainnya, guna menyelesaikan masalah - masalah yang dihadapi bangsa dalam rangka kehidupan berbangsa dan bernegara serta pembangunan nasional.
2.                          Generasi mudah sebagai obyek adalah mereka yang masih memerlukan
pembinaan dan pengembangan ke arah pertumbuhan potensi dan kemampuan - kemampuan nya ke tingkat yang optimal dan belum dapat bersikap mandiri yang melibatkan secara fungsional.
Permasalahan generasi muda antara lain:
  1. Menurunnya jiwa idealisme, patriotisme dan nasionalisme
  2. Kekurangpastian
  3. Belum seimbang antara jumlah generasi muda dengan fasilitas pendidikan
  4. Kurangnya lapangan pekerjaan
  5. Kurang gizi
  6. Masih banyak perkawinan dibawah umur
  7. Pergaulan bebas
  8. Meningkatnya kenakalan remaja
  9. Belum adanya peraturan perundangan yang menyangkut generasi muda
Potensi - potensi yang ada pada generasi muda yang perlu dikembangkan adalah:
1.      Idealisme dan daya kritis
2.      Dinamika dan kreatifitas
3.      Keberanian mengambil resiko
4.      Optimis dan kegairahan semangat
5.      Sikap kemandirian dan disiplin murni
6.      Terdidik
7.      Keanekaragaman dalam persatuan dan kesatuan
8.      Patriotisme dan Nasionalisme
9.      Sikap kesatria
10.  Kemampuan penguasaan ilmu dan teknologi

Sosialisasi adalah proses yang membuat individu melalui belajar dan penyesuaian diri, bagaimana bertindak dan berpikir agar ia dapat berperan dan berfungsi, baik sebagai individu maupun anggota masyarakat.
Melalui proses sosialisasi, individu (pemuda) akan terwarnai cara berfikir dan kebiasaan - kebiasaan hidupnya dengan proses sosialisasi, individu jadi tahu bagaimana ia mesti bertingkah laku di tengah - tengah masyarakat dan lingkungan budayanya. Setiap individu dalam masyarakat yang berbeda mengalami proses sosialisasi yang berbeda pula, karena proses sosialisasi banyak ditentukan oleh susunan kebudayaan dan lingkungan sosial yang bersangkutan.
Cohen (1983) menyatakan bahwa lembaga - lembaga sosialisasi yang terpenting adalah keluarga, sekolah, sekelompok sebaya dan media massa.
Tujuan pokok sosialisasi:
  1. Individu harus diberi ilmu pengetahuan (ketrampilan) yang dibutuhkan bagi kehidupan kelak di masyarakat
  2. Individu harus mampu berkomunikasi secara efektif dan mengembangkan kemampuannya
  3. Pengendalian fungsi - fungsi organik yang di pelajari melalui latihan - latihan
  4. Bertingkah laku selaras dengan norma atau tata nilai dan kepercayaan pokok yang ada pada lembaga atau kelompok khususnya dan masyarakat umumnya

4.   Perguruan dan Pendidikan
Disinilah terletak arti penting dari pendidikan sebagai upaya untuk terciptanya kualitas sumber daya manusia, sebagai prasarat utama dalam pembangunan. Suatu bangsa akan berhasil dalam pembangunan nya secara self propelling dan tumbuh menjadi bangsa yang maju apabila telah berhasil memenuhi minimum jumlah mutu (termasuk relevansi dengan pembangunan) dalam pendidikan penduduknya.
Setidak - tidaknya dua faktor yang dapat kita amati sebagai faktor yang sangat penting dalam pembangunan dewasa ini: semakin banyaknya manusia yang membutuhkan pendidikan dan semakin bervariasinya mutu pendidikan yang di harapkan oleh mereka.
Dalam arti inilah, maka pembicaraan tentang generasi muda/pemuda, khususnya yang berkesempatan mengenyam pendidikan tinggi menjadi penting, karena berbagai alasan.
  1. Sebagai kelompok masyarakat yang memperoleh pendidikan terbaik, mereka memilki pengetahuan yang luas tentang masyarakatnya, karena adanya kesempatan untuk terlibat di dalam pemikiran, pembicaraan serta penelitian tentang berbagai masalah yang ada dalam masyarakat.
  2. Sebagai kelompok masyarakat yang paling lama di bangku sekolah, maka mahasiswa mendapatkan proses sosialisasi terpanjang secara berencana, dibandingkan dengan generasi muda/pemuda lainnya.
  3. Mahasiswa yang berasal dari berbagai etnis dan suku bangsa dapat menyatu dalam bentuk terjadinya akulturasi sosial dan budaya.
  4. Mahasiswa sebagai kelompok yang akan memasuki lapisan atas dari sususan kekuasaan, struktut perekonomian dan prestise di dalam masyarakat, dengan sendirinya merupakan elite dikalangan generasi muda/pemuda, umunya mempunyai latar belakang sosial, ekomomi, dan pendidikan lebih baik dari keseluruhan generasi muda lainnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar